Biro DIY, Gunungkidul,
Cakrawalaonline – Setiap menyambut
tahun baru kampus STAIYO selalu mencetak Kalender. Di tahun 2021 ini mencetak
ratusan bahkan hingga ribuan kalender untuk mahasiswa, alumni, pengurus dan
dosen STAIYO. “Kalender bisa membuat hubungan akrap dengan banyak orang di
masyarakat,” kata ketua.
Apalagi ada perbedaan
kelas, status, dan faktor lain yang sulit diterjemahkan. Tetapi tidak demikian
bagi seorang Rektor atau Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Yogyakarta (STAIYO)
di Wonosari. Drs H Mardiyo M.Si selalu akrap dengan semua orang agar mereka
tetap dikenal di masyarakat Gunungkidul dan di DIY pada umumnya.
Karena sikapnya yang
ramah dan mudah dikenal oleh orang disekitarnya, termasuk kenalan lama tetap
mengenang dan mencari. Sehingga Ketua STAIYO selalu dicari orang, baik dirumah
dan di kampus. Menurut Drs H Mardiyo M.Si hal itu tidak menjadikan repot.
Bahkan diakuinya sebagai amanah yang harus dipelihara supaya tetap harmonis.
Ketua STAIYO termasuk
orang penting di lingkungan pendidikan, orang mahasiswa maupun orang kalangan
warga NU di Wonosari dan Yogyakarta. Hal itulah yang menjadikan Drs H Mardiyo
M.Si semakin kondang tak ubahnya sebagai pejabat publik.
Diakui oleh ketua
STAIYO bahwa Kalender baru dan buah mangga selalu dinanti oleh pemakai dan
pemakan. Karena kalender merupakan kebutuhan untuk mengetahui waktu dan musim
serta program kerja setiap orang. Selain itu buah mangga di lingkungan kampus
STAIYO jadi idola bagi banyak orang, karena pihak kampus ingin memberi yang
terbaik kepada mahasiswa.
Kampus STAIYO yang berada
di kota Wonosari Jln Ki Ageng Giring Trimulyo sering diburu anak muda. Mereka
mencari orang potensial di dunianya. Karena kampus ini mencetak generasi muslim
yang potensial. Sehingga kampus STAIYO selalu didatangi orang untuk menimba
ilmu.
Karena STAIYO
dilengkapi gedung megah dan rapi serta pohon nangka, mangga jadi hiasan dan
diburu mahasiswa. Lebih-lebih di saat panen mangga, maupun panen nangka. Bagi
mahasiswa akan melirik buah yang bergelantungan dipohon. Bahkan ada mahasiswa
bawa sogok untuk memungut mangga yang hampir masak dan agak tinggi.
Di kala mahasiswa
sedang gojek atau guyonan, buah mangga bisa jadi rebutan. Sebab perhatian
sedang terfokus pada buah-buahan yang masak pohon. Memang bagi mahasiswa dan
dosen pun dibiarkan memungut sendiri dan menikmati bersama di kantin maupun di
ruang kuliah di saat istirahat.
Tetapi di kala sedang
berlangsung KBM (kegiatan belajar mengajar) mahasiswa merasa tenang di kampus
mengikuti kuliah di depan dosen. Tapi di musim istirahat mahasiswa berhamburan
di luar kampus. Saling bercumbu rayu sesama mahasiswa. Sehingga suasana nampak
penuh keakrapan. (Sab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar