Biro DIY, Bantul – Cakrawalaonline – Pemilihan kepala daerah atau Pilkada Bantul berlangsung 09 Desember 2020. Dua pasang yaitu Abdul Halim M dan Joko Purnomo pasangan nomor urut 01 dan Suharsono Totok pasangan nomor urut 02. Mereka sebagai calon bupati dan calon wakil bupati Bantul yang pemilihannya digelar secara serentak di seluruh Indonesia.
Kebetulan bupati Bantul dimenangkan oleh Halim sebagai bupati dan Joko Purnomo sebagai wakil bupati Bantul. Dua pasang bupati ini memang terkesan sama-sama kuat. Bahkan diramalkan menang tipis dan kalah tipis. Demikian sering dipaparkan mereka yang tidak tahu tentang politik di Bantul.
Kenyataan berbicara lain, ternyata pilkada Bantul direbut oleh Halim, yang dulu sebagai wakilnya dari Harsono. Pertarungan bupati dan wakil bupati Bantul memang cukup seru karena sama-sama diusung oleh partai pendukung yang seimbang dan sama kuat.
Tetapi orang bicara lain, kenyataan juga lain dari ramalan para botoh. Ternyata kemenangan Halin adalah kemenangan rakyat Bantul secara menyeluruh. Karena suara yang menyatakan memilih Halim itu berada di semua wilayah Bantul dari semua wilayah pinggiran dan kalangan tengah kota Bantul.
Adu strategi memang sulit dibaca oleh lawan politik. Terapi karakter masing-masing pasangan dapat dipantau oleh pasangan lainnya. Sehingga para Tim pemenangan Harsono dan Tim pemenangan Halim tetap njlimet dalam mengolah strategi merebut menang atau suara lebih.
Konflik horisontal diharapkan tidak terjadi di Bantul. Harapannya siapa yang memperoleh suara banyak, itulah pemenangnya. Itu dimiliki oleh Halim yang meraih suara lebih banyak dari Harsono. Sehingga ditetapkan sebagai pemenang dalam Pilkada Bantul oleh KPU Bantul.
Menang, kalah itu biasa, kata orang. Tetapi kepuasan tersendiri bila beradu hasilnya menang. Jabatan bupati hasil pilkada kali ini hanya menempati tiga tahun. Tetapi pertarungan sangat ketat bila dipantau oleh peramal atau tim sukses atau botoh di kalangan bawah.
Demikian itulah yang disiasati oleh Sandimin, seorang botoh dari seputaran wilayah Imogiri Bantul. Sandimin turun gunung untuk memenangkan Halim. Sehingga menyusun sistim yang tidak bisa dibaca oleh lawan politik tingkat bawah. “Hanya bermodalkan kerukunan dan minum-minum atau makan kecil. Tapi habisnya sekitar Rp 7 M, ini langkah yang ditempuh,’ katanya. “Saya puas karena jagoku menang,” kata Sandimin. (Sab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar