res

Brigadir J Bertekuk Lutut Lalu Dieksekusi? Tak Ada Tembak-Menembak? Info Terbaru Pengakuan Baru Bharada E - Cakrawala Online
Segenap Pimpinan dan Keluarga Besar PT Cakrawala Merdeka Mediatama Group Mengucapkan Selamat Hari Anti Korupsi Sedunia

Breaking

Cakrawala Online Hari ini

Direktur PT BPR BKK Purwodadi Mengucapkan Selamat Hari Ibu 22 Desember 2024

09 Agustus 2022

Brigadir J Bertekuk Lutut Lalu Dieksekusi? Tak Ada Tembak-Menembak? Info Terbaru Pengakuan Baru Bharada E



Jakarta- Cakrawalaonline, Babak baru kasus polisi tembak polisi, Bharada E mengaku tak ada tembak menembak.


Kasus yang menimpa Bharada E atau Bharada Richard Eliezer kini memasuki babak baru.

Pengakuan yang diberikan Bharada E baru-baru ini cukup mengejutkan.

Bagaimana tidak, Bharada E mengaku tak ada tembak menembak antara dirinya dengan Brigadir J.


Meskipun demikian, Bharada E menyatakan dirinya mendapatkan perintah untuk menembak Brigadir J.


Siapa yang memberikan perintah tersebut?


Di depan penyidik kepolisian, Bharada E menceritakan kronologi tewasnya Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.


Pada mulanya disebut-sebut terjadi insiden tembak-menembak, namun kini Bharada E meralat dan menyatakan bahwa kematian Brigadir J adalah peristiwa eksekusi.


Menurut Bharada E, di TKP Brigadir J meregang nyawa, tak cuma ada Bharada E saja, melainkan ada pihak lain.


Seperti apa cerita Bharada E?


Resmi ditetapkan sebagai tersangka beberapa hari lalu, Bharada E mengungkap fakta asli peristiwa penembakan yang dialami Brigadir J.


Di malam nahas itu, Bharada E menyebut tidak ada peristiwa tembak-menembak antara dirinya dengan Brigadir J.


Alhasil, kronologi atau cerita awal yang dulu sempat diurai Bharada E bahwa ada peristiwa penembakan di depan kamar istri Ferdy Sambo tidaklah benar.


Berdasarkan cerita awal, Bharada E mengurai pengakuan bahwa ia dan Brigadir J saling menembak lantaran adanya dugaan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.


Kala itu kabarnya, Bharada E spontan menembak Brigadir J usai mendengar teriakan Putri Candrawathi yang disebut-sebut telah dilecehkan Brigadir J.


Belakangan, pernyataan itu diralat oleh Bharada E.


"Tidak ada tembak menembak dari arah tangga menuju kamar ibu Putri ?


"Penyidikan itu, itu juga sudah dituangkan kejadiannya di lantai kamar tangga dan tidak ada tembak menembak sebenarnya," tegas.


pengacara Bharada E, Muhammad Burhanuddin dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Kompas TV, Senin (8/8/2022).


Bercerita lebih lanjut, Muhammad Burhanuddin mengurai kesaksian asli dari Bharada E.


Ternyata diakui Bharada E, ia masih melihat Brigadir J dalam kondisi hidup saat didatangi beberapa orang di rumah.


Karenanya, Bharada E pun menyaksikan semua peristiwa pilu yang dialami Brigadir J.


"Ia ( Bharada E) belakangan turun setelah Brigadir Yosua jatuh bersimbah darah ?" tanya Aiman Witjaksono selaku presenter.


"Tidak juga begitu. Dia pas kejadian itu ada, tapi tidak begitu kondisi fakta terakhirnya," jelas Muhammad Burhanuddin.


"Artinya waktu Brigadir Yosua masih hidup, Bharada Eliezer masih ada di situ ?" tanya Aiman lagi.


"Ada di situ," kata Muhammad Burhanuddin.


"Jadi proses tewasnya (J) itu Bharada E melihat dengan mata kepala sendiri ?" tanya Aiman.


"Melihat, dan ada beberapa saksi. Udah diungkap semua di BAP, blak-blakan," pungkas Muhammad Burhanuddin.


Terkait aksi penembakan yang dialami Brigadir J, Bharada E tahu betul kejadian tersebut.


Pun diakui Bharada E, ia juga mendapatkan perintah untuk menembak Brigadir J saat masih hidup.


Dia diperintah untuk apa ?" tanya Aiman Witjaksono.


"Ada perintah terkait tindak pidana yang disangkakan. Tapi sifatnya spontanitas," kata Muhammad Burhanuddin.


"Apakah diperintah untuk menembak saat Brigadir Yosua masih hidup atau sudah jadi jenazah ?" tanya Aiman.


"Masih hidup, masih hidup," imbuh Muhammad Burhanuddin.


Bukan tembak menembak, pengacara Bharada E tak menampik bahwa kematian Brigadir J serupa dengan tindakan eksekusi.


Artinya, yang melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J tak cuma Bharada E saja.


"Kalau tadi dikatakan tidak ada tembak menembak dari tangga ke kamarnya ibu Putri, artinya proses kematian Brigadir Yosua adalah bentuk eksekusi, sudah bertekuk lutut lalu kemudian ada proses pembunuhan," ungkap Aiman Witjaksono.


"Saya tidak bisa cerita secara gamblang. Tapi itu, apa kejadian yang mas utarakan itu sudah digambarkan oleh Bharada E di BAP," tegas Muhammad Burhanuddin.



Pengakuan Bharada E yang mengungkap fakta asli kematian Brigadir J memantik rasa penasaran di benar banyak orang.


Publik bertanya-tanya apakah Bharada E mendapat imbalan sehingga mau mengikuti skenario yang telah diatur oleh seseorang guna menutupi kematian Brigadir J ?


Pertanyaan itu juga dilayangkan pengacara keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak.


Kendati demikian, Kamarudin Simanjuntak mengaku bahwa dirinya tidak yakin jika Bharada E adalah pelaku tunggal kematian Brigadir J.


"Saya yakin bukan dia pelakunya, dia dibawa perintah. Dia diduga diberi uang, atau keluarganya. Makanya saya minta libatkan PPATK," kata Kamarudin Simanjuntak dilansir dari tayangan CNN Indonesia..


Menanggapi pernyataan pengacara Brigadir J soal dugaan aliran uang, Deolipa Yumara membantahnya dengan tegas.


Pun jika nantinya PPATK turut memeriksa Bharada E terkait dugaan suap tersebut, Deolipa Yumara mengakui kliennya siap.


Tidak pernah ada aliran uang dalam keterangannya ( Bharada E). Kalau bujuk-bujuk ada, tapi tidak pernah ada aliran uang," ujar Deolipa Yumara.


"Jadi itu murni karena Bharada E ketakutan makanya menyampaikan skenario ?" tanya presenter.


"Itu terbantahkan," tegas Deolipa Yumara.


"Saya minta libatkan PPATK, periksa rekening Bharada E dan keluarganya. Kalau belum dilibatkan, bagaimana bisa terbantahkan. Saya ingatkan rekan saya, kasih tahu Bharada E, tolong diingat ayah ibunya, kakak adiknya kalau ada, sama Tuhannya. Percuma dia tidak jujur karena Tuhan melihat dari atas," ungkap Kamarudin Simanjunta.


"Sangat siap sekali (jika PPATK dilibatkan)," jawab Deolipa Yumara. Ng-Sumber: Tribun Banten 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar