SRAGEN-Santri Pondok Pesantren (Ponpes) di Sragen, tewas diduga dianiaya seniornya. Orang tua korban mengaku menemukan sejumlah bekas lebam di wajah korban.
Dilansir detikJatim, santri berinisial DWW (14)
itu merupakan warga Desa Katikan, Kedunggalar, Ngawi. Orang tua korban, Dwi
Wito Waluyo mengatakan, DWW merupakan anak semata wayang yang menimba ilmu di
Ponpes Modern Sragen tersebut.
Dwi mengirim anaknya menimba ilmu di ponpes dengan
harapan bisa jadi bekal bagi DWW. Namun harapan itu seketika buyar ketika pihak
pondok tiba-tiba datang ke rumah mengabarkan bahwa anaknya telah meninggal.
"Awalnya Sabtu kemarin pimpinan datang ke
rumah memberi kabar (anak meninggal) dan tanya si ananda punya bawaan penyakit
apa," kata Dwi kepada wartawan, Selasa (22/11/2022).
Dwi menjelaskan keluarga sangat terpukul atas
meninggalnya anak satu-satunya tersebut. Korban yang sudah semester akhir sudah
tiga tahun menimba ilmu itu dikenal baik dan suka menolong temannya.
"Saya ketemu terakhir Jumat sehari sebelum
kejadian. Anak ceria tidak ada apa-apa ketemu sendiri dengan teman-teman, biasa
ngobrol kabar kasih makanan. Anaknya itu suka nolong orang," terang Dwi.
Dwi menambahkan saat dirinya melihat jenazah
anaknya di Pondok Modern tersebut kondisinya ada luka lebam dan memerah.
"Saya lihat hanya merah-merah wajah lebam gosong," ungkapnya.
Dwi menambahkan pihaknya meminta polisi mengusut
kasus anaknya yang meninggal diduga dianiaya seniornya. Bahkan dari pengakuan
rekan korban, ia tidak boleh menolong saat anaknya jatuh saat dipukul.
"Harapan saya diusut siapa yang bertanggung
jawab. Saat jatuh temannya tidak boleh menolong," terang Dwi.
Sebelumnya diberitakan, seorang santri salah satu
Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Sragen meninggal dunia. Diduga santri
tersebut mendapatkan perlakuan keras dari seniornya.
Kasi Humas Polres Sragen Iptu Ari Pujianto
membenarkan kejadian itu. Ia menyampaikan kejadian itu terjadi pada Sabtu
(19/11) malam. Sementara santri yang tewas berinisial DWW (14) asal Ngawi, Jawa
Timur
"Sementara kita proses di Polres Sragen,
tentunya baru proses penyelidikan. Tapi yang pasti, sudah kami
tindaklanjuti," kata Ari saat dihubungi detikJateng, Selasa (22/11).
Ia menuturkan, sebelum korban tewas, dia sempat
mendapatkan pembinaan yang keras dari seniornya. Bahkan, korban sempat dipukul.
"Itu tindakan senior ke juniornya, tidak ada
unsur dendam. Istilahnya, kayak tradisi indisipliner dari senior kepada
junior," ucapnya.er-Sumber:detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar