Jawa Barat-Evakuasi korban gempa bumi Cianjur, Jawa Barat masih terus dilakukan. Pada Kamis (24/11/2022), sebanyak 271 orang dinyatakan meninggal dunia. Selain itu ribuan warga juga masih mengungsi di tenda pengungsian dalam kondisi serba terbatas. Termasuk di Di RT 4 RW 2 Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Para pengungsi ini terpaksa tidur bersama 11 jenazah korban meninggal karena gempa di tenda pengungsian. Mereka tak bisa berbuat banyak, sebab lokasi mereka yang terisolir karena akses jalan yang tertutup longsoran akibat gempa.
Akibatnya mobil ambulans tak bisa membawa jenazah
korban ke rumah sakit.
Hj Rosidah, salah seorang pengungsi menceritakan
ratusan rumah warga di desanya mengalami rusak parah akibat guncangan gempa.
Warga pun harus membangun tenda seadanya dari terpal sebagai lokasi
pengungsian. Ada dua tenda yang dibangun oleh warga dari terpal seadanya.
Bahkan, salah satu terpal yang digunakan diambil dari bekas kegiatan kurban
saat Idul Adha lalu. Seiring berjalannya waktu, sejumlah jenazah mulai berhasil
dievakuasi dari balik reruntuhan bangunan yang ambruk. Ada 11 jenazah yang
dibawa ke dalam salah satu tenda tersebut. Hal itu dilakukan karena warga
bingung mengurus jenazah hingga ditaruh sementara di tenda pengungsian.
Kata Rosidah, kondisi air parit tersebut bersih
namun berwarna keruh. Parit tersebut biasa digunakan warga untuk mengairi sawah
sekitar.
"Karena anak-anak trauma, akhirnya
kami pisah jenazah ditaruh di ujung belakang sana sementara warga di depan
sini," ucap Rosidah, kemarin. Rosidah mengatakan ketika itu bantuan
seperti mobil jenazah sulit masuk ke desa itu lantaran jalan utama tertutup
material bangunan yang roboh. Pada Selasa (22/11/2022) pagi, warga memutuskan
untuk menguburkan belasan jenazah tersebut. Mereka memandikan jenazah seadanya
lantaran air PAM dan listrik mati. Warga bahu membahu mengurus jenazah dengan
memandikannya di sebuah parit yang terletak persis di belakang posko
pengungsian.
"Karena kalau tidak dikubur bagaimana, kasihan anak-anak
trauma melihatnya. Menunggu bantuan tidak tahu kapan tiba," ucapnya.
Rosdiah bercerita bantuan baru tiba pada Selasa sore. Saat itu jenazah sudah
semuanya dikuburkan. Rosidah pun bersyukur bantuan akhirnya tiba di kampungnya
pada Selasa (22/11/2022). Mayoritas bantuan tersebut berasal dari relawan dan
komunitas. Pada hari pertama gempa, warga hanya makan seadanya dari bahan pokok
rumah warga yang tidak roboh. "Semua makanan warga yang rumahnya selamat
mulai dari mi instan, daging, beras dikeluarkan semua untuk saling bantu warga
yang rumahnya roboh," ucap Rosidah. Er-Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar