DIY, Gunungkidul - Cakrawalaonline - Pemerintah kapanewon Tanjungsari kabupaten Gunungkidul DIY telah memperingatkan kepada warga masarakat Gunungkidul dalam kaitanya dengan hal mudim kering saat ini. Karena sampai 31 Oktober 2023 ternyata belum turun hujan. Akibatnya musim kemarau tahun 2023 ini seperti lebih panjang dari sebelumnya. Warga masarakat termasuk BMKG memberi ilustrasi atau ramalanya melalui alatnya bahwa hujan akan tiba pada bulan Nopember 2023.
Demikian situasi kondisi di lapangan telah dipantau beberapa hari terakhir ini.
Erfan SSTP selaku panewu anom kapanewon Tanjungsari ditemui wartawan menyampaikan bahwa turun hujan diperkirakan terlambat dari biasanya.
Sehingga pihaknya menyampaikan dalam mensiasati datangnya hujan untuk tebar benih bagi para petani di wilayah Gunungkidul DIY.
Pemerintah kapanewon telah mensosialisasi liwat lurah maupun pamong serta dukuh RW dan RT agar dalam tebar benih para petani menyambut turun hujan serempak pada saatnya. Bila dirasa hujan belum layak untuk tebar benih para petani harus berhati hati. Karena efek tebar benih yang tidak tepat bisa kurang efektif, kadang benih dimakan semut, tikus atau hewan lain. Namun tebar benih sebelum musim hujan atau istilahnya ngawu awu sering dilakukan petani karena lahan luas dan sifatnya juga spekulasi menyambut hujan pertama langsung tumbuh benih yang ditebar itu.
Hal demikian juga diakui Payadi lurah kalurahan Kemiri Tanjungsari Gunungkidul. Dikatakan juga para petani juga punya ilmu tersendiri dalam mensiasati tebarffc benih musim hujan tahun ini nanti, seperti biasanya.
Keluhan warga Gunungkidul di musim kemarau adalah sulitnya air bersih untuk minum orang dan hewan serta tanaman. Itu semua sudah diatasi oleh pemerintah bersama masarakat. Namun kendala itu semua sering terjadi kesulitan hidup berkait dengan fasilitas alam maupun lainya.
Sehingga diharapkan warga masarakat harus turut peduli dalam mengatasi bencana kekeringan di musim kemarau dengan ilmu mereka dan pengalamanya selama ini.
Gunungkidul sebagai gudangnya ternak Sapi Kambing dan lainya untuk DIY harus dipertahankan.
Bahasa lain untuk gunungkidul berbunyi kala di musim kering atau kemarau Sapi makan Kambing. Artinya untuk beli pakan sapi harus jual kambing. Padahal ternak itu untuk minterke anak. Ternak Sapi dan Kambing tujuanya untuk menyekolahkan anaknya.
"Menanggapi hal tersebut di atas bagi petani peternak di Gunungkidul harus punya ilmu khusus menurut pengalaman mereka dalam mensiasati musim kemarau dan musim hujan," ungkap Erfan SSTP juga Payadi. (Siti Marfuah/Sab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar