Solo - Cakrawalaonline, PDIP Solo memprotes simulasi surat suara Pilpres dari Komisi Pemilihan Umum. Gara-garanya, simulasi surat suara itu hanya menampilkan dua kolom pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden.
Liasion Officer (LO) PDIP Solo, YF Sukasno
mengatakan hal itu diketahui saat dirinya meminta contoh surat suara dari
Pilpres, DPD, DPRD, hingga DPRD ke KPU Solo. Saat membuka simulasi surat suara
Pilpres, dia melihat di dalamnya hanya ada dua contoh kolom paslon.
"Jumat itu saya ke KPU dan minta contoh kartu
suara, karena parpol memang boleh kan. Sehingga saya minta contoh kartu suara,
diberi lima, lengkap, kartu suara Pilpres, DPD, DPRD, DPR RI. Saat membuka
kartu suara pada Senin, yang Pilpres ternyata kolomnya hanya dua. Ini simulasi
lho," kata Sukasno kepada wartawan, Rabu (3/1/2024).
Menurut Kasno, dalam konteks simulasi, seharusnya
surat suara pilpres itu dibuat persis dengan jumlah paslon yang ada saat ini,
yakni tiga paslon.
"Kalau di KBBI kan latihan yang mendekati
real. Sehingga, lho kok hanya dua kolom. Harusnya kalau latihan ya kolomnya
tetap tiga, menurut saya ini menyesatkan," ujarnya.
Sukasno juga sempat mencoba melakukan simulasi
kepada calon pemilih muda dan tua. Dia mengatakan, calon pemilih tersebut juga
mempertanyakan soal simulasi surat suara pilpres tersebut.
"Yang umur 68 tahun itu bertanya, kok nggak
ada foto rambut? Saya sampaikan ini hanya contoh. Dijawab 'lha ini yang nomor
tiga mana?' Saya coba tanya, mau coblos mana, dia menghitungnya kan 1-2-3.
Nomor tiga nggak ada. Kalau ada nyoblosnya pinggir kanan," ucap dia.
"Yang anak muda juga sama. Kalau dia
sampaikan langsung, lho kok kolomnya hanya dua, kan calonnya ada tiga,"
sambung Sukasno.
Sukasno juga telah menanyakan ke KPU Solo mengenai
simulasi surat suara pilpres tersebut.
"KPU Solo jawabnya terima dari KPU Pusat itu,
jadi yang dibuat sosialisasi ini," kata Sukasno.
Sukasno lalu mempertanyakan apa motivasi KPU
membuat simulasi surat suara pilpres hanya terdiri dari dua kolom paslon.
"Komentar saya, ini kartu suara untuk
simulasi ini menyesatkan. Kedua, apa motivasi KPU membuat ini? Kalau irit atau
efisiensi, kita udah nggak bicara itu lagi. Karena yang di simulasi lain dibuat
semua, 18 parpol dibuat semua. Ini penting lho," tandasnya.
Sukasno menambahkan, pihaknya telah melaporkan
temuan itu ke Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo. "Sudah laporan ke
Ketua DPC, terkait lain-lain dikaji DPC dan tim," pungkasnya.
Saat dimintai konfirmasi secara terpisah, Ketua
KPU Solo, Bambang Christanto mengatakan desain simulasi surat suara itu
langsung dariKPU RI. KPU Solo hanya mengunduh desain dari link yang telah
disediakan KPU RI.
"Jadi kita hanya melaksanakan apa yang sudah
menjadi arahan dari pusat, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. Kita hanya
menjalankan instruksi sesuai dengan edaran dari KPU RI," kata Bambang.
Cl – Sumber : Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar