Muhaimin Iskandar
Calon wakil presiden nomor urut 1 yang akrab disapa Cak Imin menyerang
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming sejak awal debat.
Di segmen I pembacaan visi misi, Cak Imin sudah menyinggung soal
kepemilikan lahan ratusan ribu hektare, Food Estate yang dianggapnya
mengabaikan petani lokal hingga menyinggung kembali soal etika.
Cak Imin sempat kembali kelimpungan ketika menghadapi pertanyaan Gibran
mengenai Lithium Ferro Phosphate. Dia pun kena sentil ketika bicara lingkungan
tapi membawa botol plastik. Akan tetapi, dia kini lebih bisa mengantisipasi.
Dia memang tidak menjawab secara
lugas. Akan tetapi, Cak Imin menghalaunya dengan menyatakan bahwa forum debat
bukan tempat untuk sekadar mencari definisi suatu istilah.
Dosen Ilmu Politik & Internasional Universitas
Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menganggap Cak Imin kali ini lebih baik dari
debat sebelumnya.
"Muhaimin kali ini tampil lebih santai, lebih
berani dan lebih agresif," kata Khoirul saat dihubungi CNNIndonesia.com,
Minggu malam (21/1).
Selain lebih tenang, Khoirul melihat Cak Imin juga
lebih berani melancarkan serangan ke Gibran. Mulai dari mengungkit etika,
menyindir ijazah palsu, hingga Mahkamah Konstitusi.
Dia melihat Cak Imin kini lebih berani menunjukkan
diri sebagai pihak yang mengusung narasi perubahan.
Khoirul mengatakan Cak Imin juga kerap kali
sejalan dengan Mahfud MD kala mengkritik keadaan Indonesia saat ini sekaligus
menyerang Gibran.
Meski demikian, Khoirul mengatakan semua cawapres
tetap berimbang dalam jual beli serangan.
"Mengingat ketatnya pola serangan di antara
tiga kontestan cawapres ini, debat keempat kali ini ketiganya bermain imbang.
Masing-masing cukup disiplin untuk menjaga poin politik mereka agar tidak
dicuri lawan," kata Khoirul.
Gibran Rakabuming Raka
Gibran tidak terbawa emosi meski Cak Imin sudah
menyentilnya sejak awal debat.
Khoirul melihat cawapres nomor urut 2 Gibran
Rakabuming Raka bahkan lebih sering defensif ketimbang di momen debat
sebelumnya.
Gibran juga masih menyerang dengan istilah-istilah
kepada lawannya. Walhasil, Cak Imin dan Mahfud pun kembali tak bisa menjawab.
"Pilihan strategi debat Gibran yang mengulang
lagi singkatan atau istilah konseptual, kali ini memang kembali berhasil
menjebak Mahfud dan Muhaimin," kata dia.
Akan tetapi dia menyoroti gestur Gibran. Menurut
Khoirul, ada gestur-gestur yang seharusnya tidak dilakukan karena pertanyaan
sudah berhasil menjebak lawan.
"Seharusnya Gibran tampil tenang dan
menghindari sejumlah gimik yang tidak perlu dan tidak produktif,"
kata dia.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung
Baskoro mengatakan Gibran berhasil memperkenalkan istilah-istilah terkait
lingkungan dan ekonomi hijau kepada publik.
Salah satunya Greenflation yang tidak bisa dijawab
gamblang oleh Mahfud MD.
Menurut Agung, Gibran memang sudah mempersiapkan
diri mengenai substansi yang ingin dia adu dengan cawapres lainnya.
"Secara substantif dia mampu menghadirkan
akal yang baru yang menurut saya menjadi pemahaman buat awam ya soal lingkungan
ini ya," katanya.
Akan tetapi dia juga menyoroti
gestur-gestur Gibran yang sebenarnya tidak perlu ditunjukkan. Menurut
Agung, Gibran perlu lebih menghargai forum debat.
Gibran pun mendapat nilai lebih ketika mengenakan
simbol-simbol yang akrab di kalangan anak muda. Misalnya seperti pin di
serial One Piece dan jaket dengan lambang seperti di serial Naruto.
Akan tetapi, Agung juga menyoroti gestur Gibran
saat debat semalam. Menurutnya ada yang tidak perlu dilakukan karena bisa
mengurangi simpati dari publik.
"Saya kira Gibran hari ini secara substantif
sudah oke ya, ya cuman memang ada soal etika forum yang memang kurang dia
pahami," ucap Khoirul.
Mahfud MD
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD tak
segan mengkritik kondisi atau kejanggalan yang ada di Indonesia saat ini dalam
debat semalam.
Padahal, dia adalah bagian dari kabinet yakni
menjabat sebagai Menko Polhukam.
Dosen Ilmu Politik & Internasional Universitas
Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menganggap Mahfud malah benar-benar terasa
seperti oposisi pemerintah.
"Selaku Menkopolhukam, Mahfud MD justru
secara vulgar memainkan sikap dan narasi oposisi, dengan mengkritik keras
sejumlah kebijakan dan pendekatan pemerintahan Jokowi," kata Khoirul.
Keberanian Mahfud, kata dia, terlihat ketika
mengkritik subsidi pupuk, food estate, petani dan peternak yang tidak berdaulat
hingga impor pangan.
Khoirul mengatakan bahwa Mahfud bicara berbekal
pengalaman yang dialami selama ini.
"Sikap kritis Mahfud ini tampaknya menjadi
cermin dari kian mengerasnya sikap politik PDIP kepada pemerintahan Jokowi saat
ini," kata dia.
Mahfud juga kompak bersama Cak Imin menyerang
Gibran. Terutama setelah keduanya tidak bisa menjawab dengan gamblang
pertanyaan dari Gibran.
Gibran sempat bertanya kepada Mahfud tentang
bagaimana menangani greenflation. Mahfud lalu meminta penjelasan atau definisi
dari greenflation. Jawabannya pun dianggap Gibran tidak memuaskan.
Setelah itu Mahfud menyatakan tidak seharusnya
forum debat dipakai hanya untuk pertanyaan yang receh.
Menurut pengajar Universitas Andalas, Asrinaldi,
cara Mahfud menyebut itu sebagai pertanyaan receh adalah strategi.
Mahfud memang tidak terlalu paham istilah-istilah
kekinian terkait ekonomi. Oleh karena itu dia menghalaunya dengan menganggap
pertanyaan receh karena menjebak.
"Istilah-istilah seperti itu ya bagus. Tidak
dijawab saya pikir itu strategi Pak Mahfud, sehingga bisa mengalihkan kepada
aspek yang lain gitu," kata Asrinaldi. Cl – Sumber : CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar