Lahat - Cakrawalaonline, Menindaklanjuti kecelakaan bus dan kereta api penumpang di pelintasan sebidang kawasan Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kepolisian Daerah Sumsel akan meminta PT Kereta Api Indonesia membuat palang pintu permanen di tiap pelintasan rawan tabrakan kereta api dengan kendaraan atau temperan. Hal itu untuk mengantisipasi kecelakaan serupa berulang.
”Saya akan teruskan kepada manajemen PT KAI agar segera dibuatkan palang pintu (di pelintasan sebidang rawan temperan),” ujar Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal A Rachmad Wibowo Senin (22/4/2024).
Berdasarkan data Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor OKU Timur, kecelakaan itu sebabkan satu penumpang bus meninggal. Korban bernama Nazaruddin Asof (18), warga Belitang yang baru pulang mudik untuk kembali melanjutkan kuliah di Bandung, Jawa Barat.
Baca juga: Sebelas Korban Kecelakaan Bus dan Kereta Api di Martapura Masih Dirawat
Selain korban meninggal, ada 17 penumpang bus yang mengalami luka ringan, sedang, dan berat. Enam korban di antaranya sudah pulang atau memilih rawat jalan. Sisanya, 11 korban masih dirawat terpisah di empat rumah sakit berbeda, yakni satu orang di RSUD Martapura, satu orang di Rumah Sakit Islam At Taqwa Gumawang di Belitang, enam orang di Rumah Sakit Charitas Belitang, serta tiga orang di Rumah Sakit Tentara Dokter Noesmir Baturaja, OKU.
Menindaklanjuti kecelakaan bus dan kereta api penumpang di pelintasan sebidang kawasan Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kepolisian Daerah Sumsel akan meminta PT Kereta Api Indonesia membuat palang pintu permanen di tiap pelintasan rawan tabrakan kereta api dengan kendaraan atau temperan. Hal itu untuk mengantisipasi kecelakaan serupa berulang.
”Saya akan teruskan kepada manajemen PT KAI agar segera dibuatkan palang pintu (di pelintasan sebidang rawan temperan),” ujar Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal A Rachmad Wibowo , Senin (22/4/2024).
Berdasarkan data Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor OKU Timur, kecelakaan itu sebabkan satu penumpang bus meninggal. Korban bernama Nazaruddin Asof (18), warga Belitang yang baru pulang mudik untuk kembali melanjutkan kuliah di Bandung, Jawa Barat.
Selain korban meninggal, ada 17 penumpang bus yang mengalami luka ringan, sedang, dan berat. Enam korban di antaranya sudah pulang atau memilih rawat jalan. Sisanya, 11 korban masih dirawat terpisah di empat rumah sakit berbeda, yakni satu orang di RSUD Martapura, satu orang di Rumah Sakit Islam At Taqwa Gumawang di Belitang, enam orang di Rumah Sakit Charitas Belitang, serta tiga orang di Rumah Sakit Tentara Dokter Noesmir Baturaja, OKU.
Adapun, seluruh penumpang dan petugas KA Rajabasa dalam kondisi selamat. Tempat kejadian perkara (TKP) berada di Sumsel, berjarak 235 kilometer atau 5 jam perjalanan darat ke arah barat daya dari Palembang. Pelintasan sebidang di TKP itu berada di bawah pengelolaan KAI Divre IV Tanjungkarang.
Kecelakaan bermula saat Bus Putra Sulung rute Belitang-Jakarta diduga mengalami mati mesin dan tertahan di tengah perlintasan sebidang di Jalan Pertanian, Desa Kotabaru, Martapura, sekitar pukul 13.10 WIB. Saat bersamaan, KA Rajabasa relasi Tanjungkarang, Lampung-Kertapati Palembang, Sumsel, sudah dekat. Akhirnya, kecelakaan tidak bisa dihindari. (Ril).(Akril Achmad.).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar