Dompu-Cakrawalamerdekaonline, DPW MIO NTB dan DPD MIO se-NTB, berkunjung kesebuah Desa wisata Sengkol lombok tengah, berdasarkan catan sejarah bahwa desa wisata terdapat sebuah kampung kecil mungil yang di kenal Kampung sasak Ende di Sengkol kecamatan Pujut kabupaten Lombok Tengah. Sabtu (31/08).
Sejumlah 17 orang peserta dari pengurus MIO NTB, dan MIO Kabupaten Kota se-NTB, berkunjung ke obyek wisata sejarah dan budaya Sasak menggunakan kendaraan bus pariwisata yang disupport oleh Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB.
Ketua MIO NTB, Feryal MP, mengatakan, on day trip tersebut adalah bagian dari Rakerwil untuk memberikan waktu kepada para peserta khususnya yang dari luar Lombok melihat dan menikmati pariwisata dan Sirkuit MotoGP, serangkaian menulis promosi wisata Mandalika.
"Selain refresing, agar peserta Mio NTB dan Daerah khususnya Kabupaten Dompu, lobar, loteng bisa melihat secara langsung dan menikmati pariwisata di Lombok sehingga mereka nantinya bisa menceritakan kembali oleh tokoh adat segala sesuatu yang mereka lihat pada saat trip tersebut," ujar Feryal.
Sementara, Gayt lokal, Loleh mengucapkan, terimakasih kepada MIO NTB serta rombongan yang sudah berkunjung di kampung adat !
"Kami apresiasi atas kehadiran teman-teman semua," ucapnya.
Loleh alias Ama Iji, menceritakan historis kampung sasak Ende, Sasak merupakan nama suku asli dan bahasa lokal yang kami gunakan di Lombok ini adalah pelindung, jadi Ende adalah " MELINDUNGI " atau melestarikan rumah adat yang ada di Lombok bagian selatan.
"Seperti dilihat oleh teman-teman adalah Rumah Adat," tuturnya.
Lanjutnya, mengenai bangunan yang ada di depan kita, ini semua merupakan rumah adatnya dan ini masih dihuni sampai sekarang, bukan hanya untuk tulis tetapi untuk dua-duanya untuk tulis sekaligus sebagai tempat tinggal yang sesungguhnya, dalam bahasa Sasak ini adalah mata pencaharian semua penduduk yang ada disini.
"Mayoritas masyarakat disini adalah petani, maka rumahnya dinamakan balitani," tuturnya.
Sambungnya, mengapa Kampung ini yang dinamakan Ende karena pada zaman dahulu kala ketika banyak kriminal-kriminal jadi disini ada yang hidup seorang pemandu wisata yang mengantar dalam bahasa Sasak pelindung, jadi sesuai dengan presial disini.
Yang menarik lagi permainan tradisional
"Presial dalam bahasa sasak menjadi pelindung," pungkasnya.
Kemudian semua rombongan MIO NTB keliling semua rumah adat Eden. Lantai rumah adat ini dibuat dari tanah liat dan kotoran sapi atau kerbau serta air.
"Perawatan satu kali seminggu karena lantai akan retak, perawatan retak ini, pakai kotoran sapi dan air saja".
Lalu masyarakat setempat menyambut para tamu rombongan dengan pergelaran adat sasak, dan tarian prasian.
Usai berkunjung Mio NTB, dan rombongan pulang menuju ke sirkuit Mandalika.(Zun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar