Dompu Cakrawalaonline,!- Sebuah makam tua ditemukan di Kelurahan Kandai Satu Kecamatan Dompu pada tahun 2018 lalu. Makam ini berada di So Dore Langgaja Sambitangga Kel. Kandai Satu.
Dedy Arsyik dari Makkadana Dompu menyebut makam tua ini ditengarai sebagai makam Sultan Abdurrahman Manuru Kempo. Hal itu berdasarkan hasil diskusi dengan sejumlah pegiat sejarah di Kabupaten Dompu.
Siapakah Sultan Abdurrahman Manuru Kempo?
Dedy Arsyik mengungkapkan Sultan Abdurrahman Manuru Kempo merupakan putera dari Sultan Abdul Kadir Mawa’a Alu, sultan Dompu ke-11. Sedangkan ibunya adalah Ruma Paduka (Permaisuri) Siti Aminah.
Menurut tradisi lisan masyarakat Dompu, Sultan Abdurrahman Manuru Kempo dilantik menjadi sultan pada rentang umur 25-30 tahun. Ia diperkirakan lahir tahun 1157–1163 H (1744-1750 M).
Pada tanggal 4 Mei 1798, Sultan Abdurrahman meninggal dunia di Kempo dan akhirnya dimakamkan di Bukit Padamara, (Kempo). Itulah sebabnya ia diberi gelar Manuru Kempo. Artinya Sultan yang wafat di Kempo.
Semasa menjabat, Sultan Abdurahman pernah berwasiat kepada pengikutnya dan anaknya Abdul Hasan agar kelak ketika dia meninggal hendaknya dimakamkan di samping makam Sultan Abdul Kadir di Dompu.
Namun karena terlalu cinta kepada Sultan Abdurrahman, rakyat Kempo tidak melaksanakan wasiatnya, ia malah dimakamkan di Bukit Padamara Kempo.
Setelah kejadian itu, selama 3 tahun di Kempo tidak turun hujan sama sekali sehingga rakyat Kempo akhirnya sepakat memindahkan jenazah Sultan Abdurrahman ke Dompu.
Menurut penuturan lisan, pada saat digali jenazah Sultan Abdurrahman masih dalam kondisi utuh tanpa kurang sesuatu apapun.
Jenazah Sultan Abdurrahman kemudian dimakamkan di Dompu di sebuah tempat bernama Dore Langgaja.
Anaknya bernama Abdul Hasan kembali ke Dompu untuk menemani jenazah sang ayah dan menjaga makamnya, ia tinggal di Kampung Magenda.
Sedangkan anak-anaknya yang lain tidak kembali ke Dompu melainkan menetap dan menikah di Kempo dan Kilo. (Zun).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar